Berita Plat Merah – Semarang, 10 Oktober 2024 – Seorang siswi dari SMK Negeri 3 Semarang yang dilaporkan hilang saat melakukan pendakian di Gunung Slamet akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat setelah sempat menghilang selama hampir 48 jam. Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, serta relawan pendaki berhasil mengevakuasi siswi tersebut dari lereng gunung pada Rabu pagi.
Korban, yang diidentifikasi sebagai Anisa Putri (16 tahun), melakukan pendakian bersama tiga temannya untuk menikmati libur akhir pekan. Namun, pada hari Minggu sore, Anisa terpisah dari rombongan saat turun dari puncak Gunung Slamet. Menurut kesaksian teman-temannya, Anisa terlihat berusaha mengambil jalan pintas namun tersesat di antara lebatnya vegetasi gunung tersebut.
“Kami sudah berusaha memanggil dan mencarinya, tapi tidak ada jawaban. Saat itu cuaca mulai memburuk, kabut tebal menyelimuti jalur pendakian,” ujar salah satu temannya, Yuni, yang ikut mendaki bersama Anisa.
Laporan hilangnya Anisa langsung memicu operasi pencarian besar-besaran yang melibatkan puluhan personel dari berbagai instansi. Tim pencari menghadapi berbagai tantangan seperti cuaca yang buruk, hujan deras, serta medan yang sulit ditembus di ketinggian Gunung Slamet.
Ditemukan dalam Kondisi Lemas, Tapi Selamat
Setelah pencarian intensif, Anisa akhirnya ditemukan oleh tim penyelamat pada Selasa malam di ketinggian sekitar 2.600 meter di atas permukaan laut, di sebuah lembah yang cukup dalam. Anisa ditemukan dalam kondisi lemas dan mengalami dehidrasi ringan, namun secara keseluruhan kondisinya stabil. Tim medis yang mendampinginya memastikan bahwa tidak ada cedera serius yang dialami oleh Anisa.
“Kami bersyukur Anisa ditemukan dalam keadaan selamat. Dia sempat mengalami kebingungan karena tersesat, namun dengan tetap tenang, dia bisa bertahan hingga tim penyelamat menemukannya,” kata Kapolsek Purbalingga, AKP Wawan Setiawan, yang memimpin operasi penyelamatan tersebut.
Anisa sendiri saat dievakuasi mengaku sangat ketakutan dan sempat berpikir tidak akan selamat. “Saya mengikuti aliran air, berharap bisa menemukan jalan keluar, tapi malah semakin jauh dari jalur pendakian,” ungkapnya. Dia juga berterima kasih kepada seluruh tim penyelamat yang telah mencarinya dengan gigih.
Pendakian Siswa Tanpa Pendampingan Dapat Berisiko
Kejadian ini menyoroti kembali pentingnya pendampingan bagi siswa atau pendaki pemula yang melakukan aktivitas di gunung-gunung yang berpotensi berbahaya seperti Gunung Slamet. Pihak sekolah Anisa, SMK Negeri 3 Semarang, menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui tentang pendakian tersebut karena dilakukan di luar kegiatan resmi sekolah.
“Kami selalu mengingatkan siswa untuk berhati-hati dan tidak melakukan pendakian tanpa pengawasan yang memadai. Kami juga akan mengadakan sosialisasi lebih lanjut mengenai bahaya pendakian tanpa pendampingan,” ujar Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Semarang, Ahmad Sudiro.
Gunung Slamet sendiri dikenal sebagai gunung berapi aktif dengan medan pendakian yang menantang, terutama di musim hujan. Pihak otoritas setempat telah berulang kali mengingatkan agar pendaki yang hendak naik ke puncak harus mempersiapkan diri dengan baik, membawa peralatan yang memadai, dan selalu mengikuti jalur resmi yang telah ditentukan oleh pengelola gunung.