BERITA PLAT MERAH – Situasi di Krimea kembali memanas setelah serangan rudal yang diluncurkan oleh Ukraina mengenai fasilitas militer Rusia di semenanjung tersebut. Serangan ini terjadi di galangan kapal Zaliv di Kota Kerch, Krimea, yang diduduki oleh Rusia sejak 2014. Sebanyak 15 rudal jelajah ditembakkan, dengan 13 di antaranya berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia, namun dua rudal berhasil mengenai target dan merusak kapal militer Rusia (Republika Online) (Bisnis.com).
Serangan tersebut merupakan bagian dari upaya Ukraina untuk menekan kehadiran militer Rusia di Krimea, terutama setelah serangkaian serangan sebelumnya yang merusak beberapa kapal dan fasilitas militer lainnya di wilayah tersebut. Komandan Angkatan Udara Ukraina, Mykola Oleshchuk, menyatakan bahwa serangan ini menggunakan rudal jelajah Kalibr (Republika Online).
Sebagai respons, Rusia mengumumkan bahwa mereka sedang mempersiapkan tindakan balasan terhadap serangan ini. Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa tindakan balasan ini akan dilakukan secara tegas untuk melindungi kepentingan nasional Rusia dan keamanannya di wilayah Krimea (Republika Online).
Selain itu, serangan ini juga menambah ketegangan yang sudah ada antara Rusia dan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, yang mendukung Ukraina dalam konfliknya melawan Rusia. Rusia menuduh AS dan sekutunya terlibat dalam eskalasi ketegangan di wilayah tersebut dengan memberikan dukungan militer dan intelijen kepada Ukraina.
Dengan situasi yang semakin kompleks, konflik di Krimea kemungkinan akan terus berlanjut dan mempengaruhi stabilitas regional. Kedua belah pihak tampaknya bersiap untuk menghadapi eskalasi lebih lanjut, yang dapat membawa dampak signifikan bagi kawasan tersebut dan hubungan internasional secara keseluruhan.